
Drawdown adalah persentase penurunan nilai portofolio investasi atau aset tertentu dari puncak historis ke titik terendah berikutnya. Di pasar cryptocurrency, drawdown sangat umum dan biasanya signifikan karena volatilitas tinggi yang menjadi ciri khas aset digital. Sebagai indikator risiko utama, drawdown membantu investor dan trader menilai risiko penurunan, mengukur potensi kerugian maksimum saat memegang suatu aset, serta menjadi acuan dalam menyusun strategi investasi maupun rencana manajemen risiko.
Rumus perhitungan drawdown: Persentase drawdown = [(Harga puncak - Harga terendah) / Harga puncak] × 100%
Maximum Drawdown (MDD): Penurunan persentase terbesar dari puncak ke dasar selama periode tertentu, merupakan metrik utama dalam menilai risiko investasi.
Kedalaman drawdown: Menggambarkan tingkat keparahan penurunan harga; semakin dalam drawdown, semakin tinggi risiko volatilitas harga.
Durasi drawdown: Waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari puncak ke puncak yang sama, mengukur kemampuan pasar untuk bangkit dari penurunan.
Frekuensi drawdown: Jumlah kejadian drawdown dalam periode tertentu; frekuensi tinggi menunjukkan volatilitas pasar yang lebih sering.
Di pasar cryptocurrency, Bitcoin telah mengalami beberapa drawdown besar, seperti sekitar 84% pada awal 2018 dan sekitar 55% pada pertengahan 2021, jauh melampaui rata-rata drawdown di pasar keuangan tradisional.
Kepercayaan pasar langsung terpengaruh oleh drawdown. Drawdown berskala besar sering kali memicu kepanikan investor, mendorong tekanan jual lanjutan, dan menciptakan lingkaran umpan balik negatif.
Drawdown juga merupakan proses penting dalam koreksi pasar yang sehat, membantu mengurangi spekulasi berlebihan, mengembalikan valuasi aset ke tingkat yang wajar, dan membangun fondasi bagi tren kenaikan jangka panjang.
Bagi investor institusi, metrik drawdown merupakan standar utama dalam menilai ketahanan strategi. Lembaga keuangan besar umumnya menetapkan ambang batas drawdown yang dapat mengaktifkan mekanisme pengendalian risiko jika terlewati.
Drawdown berdampak langsung pada keamanan posisi trader leverage. Di pasar cryptocurrency, drawdown yang berlebihan dapat menyebabkan likuidasi paksa yang memicu reaksi berantai dan meningkatkan volatilitas pasar.
Risiko psikologis: Drawdown besar dapat menyebabkan tekanan emosional pada investor, sehingga berpotensi memicu keputusan irasional seperti penjualan panik di titik terendah.
Risiko modal: Tanpa penetapan stop-loss yang tepat, investor berisiko mengalami kerugian modal besar atau likuidasi paksa pada perdagangan leverage.
Miskonsepsi drawdown: Mengandalkan data drawdown historis untuk memprediksi risiko masa depan sangat berbahaya karena kondisi pasar dapat berubah, menghasilkan pola drawdown yang berbeda.
Liquidity trap: Pada periode drawdown besar, likuiditas pasar bisa turun drastis sehingga sulit keluar dari posisi pada harga wajar.
Waktu pemulihan tidak pasti: Walaupun pasar sering kali pulih, waktu pemulihan tidak dapat diprediksi dengan pasti, menjadi tantangan bagi investor yang memperhatikan faktor waktu.
Dalam manajemen risiko, investor perlu memasukkan indikator drawdown dalam penyusunan strategi pengelolaan modal, mulai dari pengelolaan posisi, penetapan stop-loss, hingga diversifikasi investasi, guna mengurangi risiko portofolio akibat drawdown signifikan pada aset tunggal.
Investor harus memahami dan merespons drawdown secara tepat agar investasi berhasil. Analisis data historis menunjukkan bahwa hampir semua aset digital dengan performa jangka panjang yang sukses pernah mengalami drawdown besar. Pertumbuhan nilai jangka panjangnya sering kali melebihi kerugian akibat volatilitas jangka pendek. Investor sebaiknya menjadikan drawdown sebagai alat penilaian risiko dan optimalisasi strategi, bukan sekadar merasa takut terhadap koreksi pasar. Di pasar kripto yang sangat volatil, menyusun rencana investasi sesuai toleransi risiko pribadi dan tetap rasional ketika menghadapi drawdown adalah kunci utama menuju kesuksesan investasi jangka panjang.
Bagikan


