Pada 31 Oktober, WhiteBIT merilis laporan yang menyatakan bahwa penipuan rekayasa sosial masih menjadi ancaman utama yang dihadapi oleh pengguna enkripsi. Laporan tersebut menunjukkan bahwa tahun ini 40,8% dari insiden keamanan enkripsi melibatkan penipu yang menipu korban melalui peluang investasi palsu atau cara berpura-pura. Serangan dompet teknis (seperti phishing, malware, atau pencatat tombol) menyumbang 33,7%. Selain itu, platform pesan, terutama Telegram, juga disebutkan, dengan lebih dari 10% penipuan melibatkan apa yang disebut "penipuan menggulung (scrolling scams)", di mana pengguna diarahkan ke saluran penipuan. "Meskipun serangan berbasis teknologi penting, sebagian besar ancaman ditujukan pada perilaku manusia. Itulah mengapa perlindungan proaktif sangat penting." Perlindungan proaktif ini tidak hanya mencakup penggunaan verifikasi dua langkah atau mengandalkan dompet dan platform perdagangan yang terpercaya, tetapi juga mencakup tidak pernah membagikan data sensitif dan memverifikasi URL dengan hati-hati, memastikan